Dimuat di bulletin El-Wijhah Edisi XXV
Oleh: M. Rifa’i
Oleh: M. Rifa’i
Kategori: Analisa
Banyak orang-orang beranggapan bahwa puasa adalah hanya menahan dahaga, haus serta hal-hal yang membatalkannya. Anggapan tersebut memang benar, namun disamping itu perlu diketahui bahwa hal-hal yang membatalkan puasa dapat dilihat dari dua segi. Pertama, yaitu dari segi hakikat (yang membatalkan puasa itu sendiri), yaitu orang yang batal puasanya masih berkewajiban untuk meng-qodlo'nya. Hal-hal tersebut diantaranya :
- Menyengaja memasukkan sesuatu kedalam jauf (anggota tubuh yang mempunyai lubang). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
مَنْ نَسِيَ وَهُوَ صَائِمٌ فَأَكَلَ اَوْ شَرِبَ فَلْيُتِمَّ صَوْمَهُ فَإِنَّمَا اَطْعَمَهُ اللهُ وَسَقَاهُ )مُتَّفَقٌ عَلَيْه(
"Barang siapa lupa, sedangkan ia dalam keadaan berpuasa, lalu ia makan atau minum. Maka seyogyanya ia menyempurnakan puasanya. Sesungguhnya Allah lah yang memberikan ia makan dan minum”. (HR. Muttafaqun 'alaih)
Dari hadits di atas dapat disimpulkan bahwa seorang yang berpuasa, lalu ia makan atau minum dalam keadaan lupa maka puasanya tidak batal.
- Muntah dengan sengaja.
- Bersenggama dengan sengaja.
- Mengeluarkan sperma dengan sengaja seperti onani dan masturbasi.
- Mengeluarkan darah haid.
- Nifas.
- Gila.
- Murtad (keluar dari agama islam).
Kedua, dilihat dari segi hal yang membatalkan pahala puasa diantaranya ada sebuah hadits mengatakan:
خَمْسٌ يُفْطِرْنَ الصَّائِمَ اَلْكِذْبُ وَالْغِيْبَةُ وَالنَّمِيْمَةُ وَالْيَمِيْنُ الْكَاذِبَةُ وَالنَّظْرُ بِشَهْوَةٍ
"Ada lima hal yang membatalkan puasa yaitu berbohong, ghibah, adu domba, sumpah palsu, melihat (sesuatu) dengan syahwat".
Hadits di atas menjelaskan hal-hal yang membatalkan pahala puasa, dalam arti orang tersebut kelak tak akan mendapat apa-apa atas puasa yang ia lakukan melainkan, jadi hanya lapar serta haus yang ia peroleh. Rinciannya sebagai berikut :
1. Berbohong (mengatakan sesuatu yang tidak sebenarnya).
Terkadang seseorang tak sadar sedang melakukan kebohongan, baik kecil maupun besar. Perbuatan tersebeut dilakukan sebab tidak dapat menjaga lisan dari perbuatan negatif. Ada sebait nadhom berbunyi :
اِحْفَظْ لِسَانَكَ وَاسْتَعِذْ مِنْ شَرِّهِ ÷ اِنَّ اللِّسَانَ هُوَ الْعَدُو وَالذَّابِحُ
“Jagalah lisanmu dan minta perlindungalah (kepada Allah) dari kejelekannya. Sesungguhnya mulut adalah musuh yang dapat mencelakakan.”
Banyak orang-orang celaka sebab tak bisa menjaga lisan. Permusuhan dan perkelahian bahkan pembunuhan banyak terjadi karena seseorang tak dapat menjaga lisan dari perkataan-perkataan yang menyinggung perasaan orang lain. Allah menciptakan mulut adalah supaya dipergunakan untuk berdzikir, membaca Al Qur’an serta memberi nasehat-nasehat yang bermanfaat bagi orang lain. Alangkah baiknya lisan yang dipergunakan untuk hal-hal demikian. Lebih-lebih dibulan yang suci ini, dimana Allah akan melipat gandakan amal-amal kebaikan.
2. Ghibah (menceritakan kejelekan orang lain).
Ghibah merupakan perbuatan yang sangat tercela. Sampai- sampai diibaratkan di dalam Al Qur’an Surat Al Hujurat ayat 12, “bahwa orang-orang menceritakan kejelekan orang lain sama saja orang tersebut memakan daging saudaranya sendiri yang sudah menjadi bangka”i. Introspeksi diri lebih baik daripada membeberkan aib orang lain. Pepatah mengatakan “Gajah dipelupuk mata tak tampak, semut diseberang lautan tampak.”
3. Adu domba.
Tujuan adu domba tidak lain adalah memecah belah orang-orang yang di adu domba. Perbutan ini diancam oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, untuk itu tidak akan masuk surga kecuali jika mendapat ampunan dari Allah.
4. Sumpah Palsu.
Di zaman sekarang memegang kejujuran bagaikan menggenggam bara api. Banyak pedagang-pedagang bersilat lidah demi merauk keunntungan yang besar. Cara demi cara dilakukan tidak peduli orang lain rugi dan tak mau tahu apa efek yang ditimbulkan, seperti mengurangi timbangan, mengatakan yang tidak sesuai kenyataan, bahkan ada pula yang sampai bersumpah demi keuntungan.
5. Melihat sesuatu dengat syahwat.
Manusia merupakan makhluk yang diberi akal dan syahwat yang harus dijaga dari perbuatan-perbuatan negatif. Rasulullah pernah ditanya para Sahabat nabi mengenai jihad. “Wahai rasul jihad apakah yang paling berat? Lalu Rasulullah menjawab, jihad yang paling berat adalah jihad memerangi nafsu”. Meskipun berat tapi harus tetap diperangi dengan meminta perlindungan kepada Allah agar dijauhkan dari nafsu yang mengajak kepada kemaksiatan.
Kelima hal tersebut dapat membatalkan pahala puasa. Sungguh kerugian besar bagi orang-orang yang berpuasa tapi masih melakukan kemaksiatan-kemaksiatan. Kelak tak akan mendapat apa-apa kecuali lapar dan haus. Semoga dengan ini kita mampu meraup berjuta-juta manisnya pahala di bulan Ramadhan. Amin.
Referensi : Syarah Bidayatul Hidayah