Dimuat di bulletin El-Wijhah Edisi XIX
Kategori : Kolom Bebas
Dahulu, di masa pemerintahan Sayyidina Umar RA, hiduplah seorang laki-laki yang kaya raya, laki-laki tersebut juga dikenal sebagai orang berprilaku buruk. Namun, di sisi lain dia memiliki kegemaran/hobi yang mulia, yaitu membaca sholawat Nabi SAW hobinya itu, dia bahkan tidak pernah lupa atapun menguranginya, dengan kata lain, dia bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW secara rutin dan terus-menerus.
Ketika dia berada di ujung usia, wajahnya berubah menjadi sempit dan hitam, sehingga orang-orang yang melihatnya akan merasa takut. Dan di saat dia berada di dalam samudra kematian (sesaat sebelum meninggal dunia) diapun berteiak: “Wahai Abdul Qosim *salah satu nama panggilan Rosulullah SAW) aku sungguh mencintaimu dan akupun memperbanyak bersholawat kepadamu.” Belum sampai selesai berteriak, tiba-tiba ada seskor burung yang turun dari langit, lalu burung itu mengusap wajah laki-laki tersebut dengan sayapnya, sehingga secara ajaib wajahnya berubah menjadi putih dan badannya mengeluarkan bau yang semerbak seperti harum minyak misik. Akhirnya laki-laki tersebut meninggal dunia dalam keadaan memeluk agama islam (membawa iman).
Kemudian, di saat jenazah laki-laki tersebut sapai di pemakaman dan dimasukan ke dalam liang lahat, tiba-tiba terdengar suara yang berasal dari langit: “ Sesungguhnya di dalam kubur ini hanya ada lembaran kain kafan dari hamba ini (laki-laki yang ahli sholawat tersebut). Dan sesungguhnya sholawat Nabi yang biasa ia baca telah mengambilnya dan membawanya ke dalam surga.” Mendengar suara itu, orang-orang yang hadir dalam acar pemakaman tersebut merasa takjub.
Kemudian, pada suatu malam ada seseorang yang bermimpi melihat laki-laki tersebut berjalan melayang diantara langit dan bumi sambil membaca ayat Al-Qur’an:
انّ الله وملائكته يصلّون على النّبى. يا ايّها الذين أمنوا صلوا عليه وسلّم تسلم.
Itulah kisah nyata yang sangat menakjubkan dari seseorang yang berkelakuan buruk, namun orang tersebut sangat rajin bersholawat kepada Rosulullah SAW, hingga akhirnya di ujung perjalanan hidupnya, dia mendapatkan ni’mat yang sangat agung, Subhanallah.
Kisah ini dinukil (diambil) dari kitab “Durrotun Nasihin”