Dikutip dari bulletin El-Wijhah Edisi XIX
Kategori : Artikel
Ketika kita mendatangi acara mauled dan bersholawat pernahkah terfikir dalam hati tentang maulid dan sholawat yang diserang musik band sekarang!
Sholawat berasal dari bahasa arab “sholla” yang artinya Rahmat Ta’dim (belas kasih yang disertai dengan memuliakan) bila dipandang dari subyeknya sholawat bila dari Allah adalah Rahmat Ta’dim, sedangkan dari malaikat merupakan Istighfar (permohonan ampun), sedangkan dari yang lainnya dapat dikatakan sebagai do’a untuk Rosul, walaupun rosul adalah seorang yang bersifat ma’sumah (terhindar dari dosa) do’a itu bukan tidak ada gunanya atau sia-sia saja, tapi do’a itu akan kembali pada diri pembacanya, bagaikan melihat di depan cermin maka akan tampak diri kedua, sedangkan menurut obyekNya sholawat dipahami sebagai penghormatan, pujian, sanjungan, dan memuliakan untuk nabi. Sholawat juga mempunyai banyak berbagai macam bentuk, baik murni bahasa arab maupun sudah di koalisasikan dengan gending-gending jawa seperti sinom, pangkur, pocung, mijil, maskumambang, dan lain-lain.
Sholawat merupakan satu-satunya amal yang paling istimewa dibandingkan dengan yang lainnya, diantaranya:
~ Suatu amal yang pasti diterima, baik ada rasa pamrih maupun tidak.
~ Termasuk amal yang dilipat gandakan pahalanya, sebagaimana hadits nabi:
مَنْ صَلَّ عَليَّ صَلاَة صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِهَا عشرًا (رواه مسلم)
Artinya: “Barang siapa membaca sholawat satu kali saja kepadaku, maka Allah akan membalasnya sepuluh kali lipat.”
~ Tergolong orang yang kaya
~ Dihindarkan dari kemunafikan dan api neraka
~ Dan termasuk perintah Allah yang sangat dianjurkan didalam Al-Qur’an disebutkan pada surat Al-Akhzab ayat 56:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu kepada nabi dan ucapkanlah salam kepadanya dengan penuh penghormatan
Sedangkan yang dimaksud maulid adalah hari kelahiran nabi, lahirnya seorang utusan sebagai suri tauladan pemimpin diakhir zaman. Untuk mengenang jasa-jasanya, para ulama’ telah merintis berbagai kitab yang sekarang telah diklasifikasikan menjadi 10 kitabmaulid di dunia, diantara karya-karyanya adalah:
1. Al-Barzanji (Syekh Ja’far Al-Barzanji)
2. Al-Dibai’ (Syekh Imam Jalil Abdurrohman Ad-Dibai’)
3. Simtudduror (Syekh Ali bin Muhammad Al-Habsy)
4. Syaraful Anam (Syekh Syaroful Anam)
5. Maulid Annabi ( Syekh Sholahuddin Al-Ayyubi)
6. Al-Burdah (Syekh Muhammad Al-Busiri)
7. Al-Azby ( Syekh A-Azby)
8. Fi Afdlolis Sholawat (Syekh Yusuf bin Ismail)
9. Addliya’ Al-Lami (Syekh Umar bin Hafid)
10. Haqqul Yaqin (Syekh Ali bin Muhammad bin Alawi Baalawi)
Dari sepuluh kitab itu yang biasa digunakan oleh khalayak umum, hanyalah tiga saja (Al-Barzanji, Simtudduror, dan Al-Dibai’) sedangkan yang lain bagaikan terpendam dalam perut bumi, tak pernah teralisasi, diminati, dan diamati, padahal, itu adalah hal yang sangat penting, karena adanya semua itu kita sebagai warga islam kaya akan lagu-lagu yang bersastra tinggi dan musik-musik islami yang unik, menarik, digemari banyak orang, serta menumbuhkan semakin semangat bersholawat, karena itu tanda sebagai pengikut sunnah nabi dan sahabatnya. Dan islam akan tetap eksis diatas muka bumi ini seperti yang dikatakan oleh amirul mu’minin.
قَال عُمَرُ رَضِىَّ اللهُ عَنْهُ : مَنْ عَظَّمَ مَوْلِدِ النَّبِى فَقَدْ اَحْيَا اْلاِسْلاَمْ
Artinya: “Barang siapa memuliakan hari kelahiran nabi maka sungguh orang itu telah menghidupkan islam.”
Karena menghadapi abad XX yang sudah ber-era modernisasi dan globalisasi, yang banyak beralih bermain dengan alat musik yang canggih, lagu yang sering merintih buat bertasbih melupakan pada pengasih, ini merupakan musuh sholawat yang paling membahayakan dalam ke eksisan sholawat dalam planet ini.
Ini sebagai tantangan bagi kita yang tak boleh dianggap kelas ringan, yang perlu dilumpuhkan musik-musik sekarang. Dengan sholawat nabi kita kibarkan dibawah pimpinan alun nabi yang kita cintai sepenuh hati, lebih-lebih pada bulan maulud nanti, semarak sholawat akan terkumandang di jalan-jalan, lapangan, masjid, musholla, dll, tak hanya itu saja, kita eksiskan kembali kitab-kitab yang telah lama tak dijalani, tak perlu membeda-bedakan antar satu versi kitab dengan versi yang lain. Karena sejatinya sama-sama menerangkan sejarah nabi, menyanjung, yang semuanya bersastra tinggi, sehingga banyak orang kembali menggemari, meminati, menghayati, dan akhirnya dapat teralisasi menjalankan perintah ilahi sampai akhir nanti.
Dengan itu perjuangan para ulama’ salaf dapat terkenang, terbayang-bayang sehingga bisa melanjutkan dengan halauan yang benar, akhirnya tak terputus ditengah jalan. Itulah maulid dan sholawat penyelamat bagi umat, obat melawan maksiat, musuh setan terlaknat, dan penyebab mendapatkan syafaat dihari kiamat, masuk surga bersama-sama dengan sahabat. Amiin.