Dimuat di bulletin El-Wijhah Edisi XIX
Oleh : Fahrur Rozaq
Kategori : Laporan Khusus
Kita sering mendengar orang mengatakan”Maulid Nabi”.tetapi kenyataanya ada juga yang belum faham artinya.Maulid nabi ialah hari kelahiran Rosulullah Muhammad SAW, yang dulu dilahirkan pada hari senin 12 Robi’ul Awwal tahun 52 sebelum hijrah, bertepatan dengan tanggal 20 April 571 M. kita sebagai ummat Muhammad harus merasa gembira dan senang atas kelahiran sosok manusia yang sempurna, yang membebaskan kita dari Zaman Jahiliyyah menuju Zaman Islamiyyah, dan yang nantinya akan memberi Syafa’at (Pertolongan) pada ummat seluruh dunia. Rosulullah adalah sang suri tauladan bagi kita semua, dan yang patut di contoh akhlaknya, didalam kitab Al-Barzanji disebutkan bahwa Rosulullah mempunyai sifat pemalu. Dan mempunyai sifat tawadlu’, dan senang dengan fakir miskin, Rosulullah akan memenuhi undangan orang kaya maupun miskin, tidak menghina seseorang karena kemiskinannya, dan mau menjenguk orang yang sakit.
Sebagai ummat Rosulullah kita dianjurkan untuk memulyakan Maulid Nabi Muhammad SAW, seperti sabda Rosulullah yang berarti : “Barang siapa yang memuliakan hari kelahiranku, maka Aku akan memberi Syafa’at di hari Qiamat nanti”.
Dalam kitab Faraidlus Saniyyah karya KH. Sya’roni Ahmadi tercantum beberapa dalil yang menerangkan keutamaan memuliakan hari Kelahiran Rosulullah diantaranya dari Shahabat Abu Bakar As-Shiddiq berkata : “Barang siapa menafkahkan satu dirham dari hartanya untuk memuliakan hari kelahiran Rosulullah maka kelak Dia akan menjadi temanku di surga”. Dan dari Shahabat Umar Al-Faruq berkata : “barang siapa memuliakan hari kelahiran Rosulullah maka sama juga Dia menghidupkan agama Islam”. Dan dari Shahabat Utsman bin Affan Dzun Nurain mengatakan bahwa : “Barang siapa yang menafkahkan satu dirham untuk membaca sejarah lahirnya Rosulullah, maka pahalanya seakan-akan ikut pada waktu terjadinya perang Badar dan Hunain”. Dan dan Shahabat Ali bin Abi tholib al-murtadlo mengatakan : “Barang siapa memuliakan hari kelahiran Rosulullah maka Dia tidak akan keluar dari dunia ini (meninggal) kecuali dengan membawa iman”. Dan dari Imam Syafi’I juga mengatakan : “Barang siapa yang mengumpulkan saudara-saudaranya untuk memuliakan hari lahirnya Rosulullah dan berbuat baik, maka Allah akan membangkitkan orang tersebut di hari Qiyamat bersama para Shodiqin dan orang-orang yang Syahid dan orang-orang Sholeh dan oarng tersebut akan dimasukkan kedalam Surga Na’im.
Sebagai wujud memulikan Rosulullah paling tidak kita membaca riwayat atau sejarah Rosulullah(kitab-kitab auled) dengan khusyu’ dan dengan penuh penghayatan. Karena kandungan isinya seperti dalam kitab: Simthud Durror, Al-Barzanji, Ad-Diba’, Burdah, dan lain-lain-nya itu terkandung makna-makna yang sangat indah, dan di dalamnya menerangkan Sifat-sifat Nabi, sabda-sabda Nabi, tindakan-tindakan Nabi dan ketetapan Nabi.selain itu juga mempunyai kadar sastra yang sangat tinggi. Dan paling tidak kalau kita mendengar nama nabi Muhammad disebut, sebaiknya kita membaca sholawat kepada beliau. Hal ini seperti dalam hadits Nabi dalam kitab Irsyadul ‘Ibad :
قَالَ رَسُوْلَ اللهِ صَلى الله عليه وسلم : مَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّى عَلَىَّ فَذالِكَ اَبْخَلُ النَّاسِ.
Artinya : “Barang siapa yang menyebut namaku (Rosulullah) didekat orang, maka orang tersebut tidak membaca sholawat kepadaku (Rosulullah) maka orang itu adalah arang yang paling bahil-bahilnya manusia”.
Hadits ini sudah jelas, bahwa nama Rosulullah itu memang benar-benar mulia, sampai-sampai dianjurkan intuk membaca sholawat.
Pada umumnya kaum muslim sekarang ini, khususnya para remaja sekarang, tidak tahu apa yang seharusnya mereka lakukan untuk memulyakan Nabi,terlebih-lebih ketika sejarah Rosulullah dilantunkan atau dibaca. Seperti sekarang, banyak orang-orang khususnya remaja yang auled ke pengajian Maulid tidak untuk memulyakan Rosulullah, tapi malah untuk ajang mencari jodoh dan itu tidak disadari oleh mereka, apakah tidak malu dengan Rosulullah? Karena nantinya kita sebaai ummatNya akan dibanggakan dihari Qiyamat nanti. Kalau kita masih punya malu,mulai dari sekarang kita benahi akhlak kita mulai dari sedikit demi sedikit, contoh-lah akhlak Rosulullah yang mulia dalam kehidupan kita sehari-hari.
Berdasarkan keterangan di atas tentunya kita sudah dapat memahami betapa besarnya hikmah yang kita dapatkan sebab memulyakan Rosulullah, dan betapa pentingnya hikmah itu untuk kita. Perlu diketahui bahwa hikmah yang aul kita dapatkan tidak hanya di dunia saja tapi di akhirat pun kita juga aul mendapatkannya, asal kita benar-benar memuliakan Rosulullah dan meneladani sifat-sifat beliau.